MENULISLAH
APAPUN KESUKAAN ANDA, BAKAT ANDA. MENULISLAH DARI SEKARANG!
1.
Strategi Tiga Kata
BUKU,
KUCING, NASIB
Buku itu
disimpannya di tempat yang tersembunyi begitu ia rampung membacanya, sebab ia
tidak ingin ada orang lain tahu bahwa ia membaca buku seperti itu. Buku itu
berjudul “Teknik Berciuman” dan agar judulnya tak terbaca oleh orang lain, ia
menyampuli buku tersebut dengan kertas kalender bergambar kucing persia. Sesungguhnya ia sendiri belum punya pacar yang bisa
dicium dengan berbagai teknik yang ditunjukkan dalam buku tersebut. Nasibnya selama ini selalu buruk jika
berurusan dengan perempuan.
2. Mempertunjukkan cerita
Mempertunjukkan apa yang
dilakukan oleh karakter akan lebih efektif daripada menceritakannya kepada
pembaca bahwa seseorang telah melakukan sesuatu.
CONTOH
Doni
menyantap sarapannya, kemudian mandi dan pergi ke warung. Di warung ia bertemu
dengan seorang gadis dan mereka bercakap-cakap beberapa waktu. Doni menyukainya
tepi gadis itu menolak cintanya. Kemudian Doni kembali ke rumah.
BANDINGKAN
Doni menatap makanan yang sudah menjadi
dingin di depannya. Empat hari lalu ia makan di tempat ini dan seorang pelayan
rumah makan secara tidak sengaja menyenggol meja dan menumpahkan minumannya.
Gadis itu meminta maaf dan buru-buru mengeringkan genangan minuman di meja.
Sejak peristiwa itu, senyum dan aroma gadis itu seperti mendekam di dalam
dadanya.
Kini ia
datang lagi dan berharap bisa bertemu lagi dengan gadis itu, bertukar senyum.
Dan jika memungkinkan, berkenalan dengannya. Tapi gadis itu tidak ada. Sudah
dua jam ia duduk di rumah makan ini dan gadis itu tidak nampak sama sekali.
Akhirnya, dengan bergerak malas, ia menyantap makanan yang dipesannya dan
memutuskan untuk segera meninggalkan tempat itu. Ketika ia baru mau bangkit
dari tempat duduknya, tiba-tiba tercium olehnya aroma segar yang seperti sudah
dikenalnya sangat lama. Ia menolehkan kepalanya mencari sumber wewangian. Gadis
yang dinantinya berdiri di ambang pintu sedang melangkah masuk. “Hai!” sapa
gadis itu, suaranya terdengar lembut dan matanya begitu cerah.
Doni tak tangkas menjawab sapaan
itu. Mulutnya terkunci beberapa detik dan kemudian tersenyum dengan cara yang
ia rasakan sendiri tidak wajar. Ia ingin duduk lagi, tapi sudah telanjur hendak
keluar.
3. Deskripsi
Lima Indra
Deskripsi yang baik membuat cerita “hidup” di benak
pembaca. Ia memikat seluruh indera pembaca, membangkitkan rangsangan emosional,
dan membuat karakter-karakter dan segala unsur kehidupan yang dilukiskan dalam
cerita menjadi lebih nyata dan bisa dipercaya.
CONTOH
Lelaki itu mengendap-endap di kegelapan. Rumah yang ditujunya tampak
seperti bongkahan hitam. Pintu rumah itu tertutup namun tidak dikunci seperti
yang sudah dijanjikan oleh perempuan pemilik rumah. Ia mendorong pintu yang
tidak terkunci dengan ujung jari. Rumah itu betul-betul gelap dan matanya tidak
bisa melihat apa-apa. Di lorong masuk, tiga saudara lelaki wanita itu tidur di
tempat tidur gantung dalam posisi sedemikian rupa hingga tak tampak. Dan ia
menabrak tali salah satu tempat tidur gantung yang agak rendah. Lelaki yang
tidur di situ membalikkan badan.
BANDINGKAN
Lelaki itu mengendap-endap di
kegelapan. Telinganya menangkap dengkur napas saudaranya, batuk ayahnya di
kamar sebelah, suara bengek napas ayam di kandang, dengung nyamuk, detak
jantungnya sendiri dan segala jenis keributan yang sebelumnya tidak pernah ia
perhatikan. Perempuan pemilik rumah itu sudah berjanji akan merapatkan saja
pintu rumahnya dan tidak menguncinya, namun ia berharap lebih dari itu. Ia
ingin pintu rumah itu terbuka lebar-lebar. Tapi pintu itu tertutup, hanya saja
tidak dikunci seperti janji perempuan itu.
Ia
mendorong pintu yang tidak terkunci dengan ujung jari, dan engsel pintu
mengeluarkan suara seperti rintihan, yang menembus dada dan tinggal di hatinya
seperti gema yang membeku. Saat ia melangkah masuk dan berusaha tidak membuat
keributan, langsung tercium olehnya bau apek yang sangat ia kenal. Di lorong
masuk, tiga saudara lelaki wanita itu tidur dalam posisi sedemikian rupa
sehingga tidak tampak. Kakinya meraba-raba dalam gelap dan ia merasa menemukan
arah yang benar menuju ke kamar perempuan itu. Ia menemukan pintu kamar
perempuan itu. Dan ia menabrak tali salah satu tempat tidur gantung yang agak
rendah. Lelaki yang tidur di situ, yang dengkurnya terdengar seperti suara dari
zaman purba, membalikkan badan dan bergumam, “Ini hari Rabu.”
Latihan
Tulislah sebuah paragraf tentang suatu tempat yang
Anda kenal atau dalam rekaan Anda. Masukkan detail penglihatan, suara,
penciuman, perasa, peraba.
4.
Karakter
Saya melukiskan
manusia seperti yang seharusnya, namun Euripides melukiskan manusia apa adanya
(SOPHOCLES, dramawan Yunani)
Karakter dalam cerita bukanlah boneka. Mereka adalah
makhluk-makhluk hidup yang memiliki darah, daging, dan rasa sakit, mereka
memiliki masa lalu, masa depan dan kehendak.
Siklus Kehidupan:
1. KELAHIRAN
Watak berdasarkan kelahiran, pola asuh yang berbeda
2. MASA REMAJA
Bagaimana lingkungan memepengaruhinya? Bagaimana ia
tumbuh?
3. DEWASA
Semakin matang. Tempatkan ia pada situasi sulit yang
mengaduk aduk-aduk emosinya.
4. MATI
Karakter besar tak akan pernah mati. Ia akan hidup
dalam ingatan pembaca.
5.
Plot
Mula-mula saya merasakan dorongan kuat untuk menulis
sebuah cerita. Kemudian datanglah karakter-karakter, dan merekalah yang
membangun cerita. Dari gerak karakter-karakter itu, muncullah plot (ISAK
DINESEN)
Plot memiliki fungsi untuk mengikat perhatian
pembaca terhadap tujuan dramatik sebuah cerita. Melalui serangkaian tindakan,
kejadian demi kejadian, plot memberikan bentuk dramatik sebuah cerita,
mempertahankan keingintahuan pembaca ke arah penyelesaian yang meyakinkan.
6.
Dialog
- Jangan membuat dialog seperti menyalin percakapan sehari-hari, itu membosankan
- Jangan mengulang apa yang ada di dalam narasi, itu pemborosan.
Contoh
Lusi melek hingga larut tadi malam dan baru tidur
pukul dua dinihari. Ada tugas yang harus ia selesaikan dan tetap tidak rampung
ketika ia memutuskan untuk tidur. Akibatnya, ia bangun kesiangan dan, ketika
baru mengucak-ucak matanya, tiba-tiba telepon selulernya berbunyi. “Halo,” katanya
dengan suara serak orang bangun tidur.
“Halo, Lus!
Ya, ampun, kamu baru bangun, ya?” tanya suara di seberang.
”Iya,” sahut Lusi, ”Tadi aku tidur jam dua.”
“Ngapain baru tidur jam dua? Ronda, ya?”
“Ada tugas yang harus kuselesaikan, capek sekali ngerjainnya.”
“Sekarang sudah selesai?”
“Belum juga, sih.”
“Jadi?”
“Nggak tahu, deh, pasrah aja kali.”
“Wah, kamu payah! Sudah lembur sampai dinihari, tetap juga belum
selesai.”
“Kamu juga payah, ngapain pagi-pagi bangunin orang?”
“Pagi-pagi? Ini jam satu siang, Non!”
“Iya, tapi aku kan baru tidur jam dua.”
“Eh! Bangun, bangun! Tengah hari masih molor!”
Bandingkan
Lusi
melek hingga larut tadi malam dan baru tidur pukul dua dinihari. Ada tugas yang
harus ia selesaikan dan tetap tidak rampung ketika ia memutuskan untuk tidur.
Akibatnya ia bangun kesiangan dan, ketika baru mengucak-ucak matanya, tiba-tiba
telepon selulernya berbunyi. “Halo,” katanya dengan suara serak orang bangun
tidur.
“Eh!
Bangun! Bangun! Tengah hari masih molor!” kata suara dari seberang.
3. Tulislah ringkas-ringkas
4. Jangan membingungkan pembaca
5. Tambahkan bahasa tubuh bila perlu
CONTOH
“Bajingan, kau!” katanya, alis matanya bertemu, matanya menantang
mataku, dan aku merasa sedikit gentar.
6. Hindari obsesi untuk menuliskan ejaan fonetik
CONTOH
“Aaa-kkkk-uuu mmm-en-mennn-ciiiiiin-taaii-muu.”
7.
Sudut Pandang
1. SP Orang
Pertama
Aku melihat nenek berjalan
terhuyung-huyung melintasi kamarku.
Kaki-kaki tuanya tampak sudah tak terlalu kuat untuk menopang berat tubuhnya.
Muka nenek tampak murung. Ia gelisah memikirkan bibiku yang bertekad menjadi
pembantu rumah tangga di Hongkong.
YANG BENAR
.......Muka
nenek tampak murung. “Aku gelisah memikirkan bibimu yang bertekad menjadi
pembantu rumah tangga di Hongkong,” katanya.
2. SP Orang Kedua
Kau tahu bagaimana itu semua terjadi. Kau merasa
bahwa kau mestinya tidak campur tangan, kau pikir perempuan itu akan mengamuk
jika kau melarangnya melakukan apa yang ia sukai. Tapi ketika ia akhirnya harus
berurusan dengan polisi, kau habis-habisan menyalahkan dirimu kenapa kau
terlalu memberikan kebebasan kepadanya.
3. SP Orang Ketiga
Perempuan tua itu berjalan
tertatih-tatih menaiki tangga. Kaki-kaki tuanya tampak sudah tak terlalu kuat
untuk menopang berat tubuhnya. Seto ingin membantunya tetapi neneknya tak
pernah mau dipapah. “Aku masih sehat,” kata neneknya selalu. Namun,
saat itu, selain tertatih-tatih, perempuan itu tampak murung. Semalam anaknya
yang terkecil, bibi Seto, berangkat ke Hongkong bersama dua temannya. Mereka
bertekad menjadi pembantu rumah tangga di sana dan hal itu membuat nenek Seto
merasa sangat kehilangan.
8.
Konstruksi
1. RELEVANSI
Anda harus fokus, menegaskan sesuatu, dan mengaduk
cerita dalam keutuhan yang memuaskan tanpa kata-kata yang berlebihan.
2. KESEIMBANGAN
Cerita harus menarik perhatian terus menerus dan
menunjukkan keberagaman suasana hati.
3. DRAMATISASI SITUASI
Tanpa momen dramatis, cerita akan menjadi tidak
menarik dan tidak mungkin perlu diceritakan
4. SUSPENS
Ketegangan yang membuat kita tergerak untuk terus
membaca cerita sampai akhir.
9.
Metafora
1. Metafora menghidupkan bahasa
2. Metafora mendorong penafsiran
3. Metafora lebih efisien dan ekonomis ketimbang
bahasa sehari hari, ia memberi pengertian yang maksimum dengan penggunaan kata
yang minimum
Contoh:
Rumah saya adalah penjara.
4. Metafora mengisyaratkan kecemerlangan berpikir
# Berita
itu membakar mukanya dan menyapu senyum di bibirnya.
10.
Paragraf Pembuka
Melalui kalimat
pertama, mereka mencoba menyihir pembaca agar terus terpaku melahap
halaman-halaman sampai cerita berakhir.
CONTOH
# Setiap kali berbicara kepadaku, ibuku
mengawali pembicaraan itu seolah-olah kami sedang berdebat.
# Belatung itu datang kepadaku suatu siang
ketika aku sedang mengoleskan deodoran di ketiakku.
# Erindira
sedang memandikan neneknya ketika angin yang membawa petaka mulai berhembus.
(disarikan dari buku “Creative Writing” karya AS
Laksana)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar